Selasa, 28 Oktober 2014

Mengapa Aku Memilih Poligami - Pengantar



Banyak orang disekitarku mengatakan bahwa aku adalah wanita yang cantik, pintar, dan mandiri, sehingga tidak heran jika banyak sekali laki-laki yang mengejarku. Oleh karena itulah, mereka tidak percaya jika aku mau dimadu oleh suamiku tanpa harta yang berlimpah. Mereka bilang aku ini bodoh, tidak pakai otak, lembek, dan masih banyak ejekan lain yang kudengar. Menurut mereka, aku memiliki  banyak sekali pilihan untuk bisa hidup bahagia dengan suami kaya yang akan menjadikan aku satu-satunya ratu dalam hidupnya. Namun, setiap manusia memiliki jalan hidup masing-masing. Aku pun seperti itu. Disaat muda dahulu, tidak pernah sedikitpun aku berpikir untuk berpoligami. Tetapi takdir berkata lain. Bagi siapa saja yang masih menyimpan pertanyaan tentang aku, inilah jawaban MENGAPA AKU MEMILIH POLIGAMI.



Kata Pengantar dari Penulis

Alhamdulillah, novel kedua saya akhirnya dimulai. Penulisan novel kedua ini memang memakan waktu sehingga postingan blog ini sempat tertunda. Setelah menyelesaikan novel pertama, ada beberapa kejadian yang membuat saya harus menunda penulisan novel kedua ini. Selain itu, cerita yang diangkat dalam novel ini terinspirasi oleh kisah nyata sehingga membutuhkan waktu untuk mengumpulkan data dan juga waktu untuk mengedit agar cerita yang disajikan menjadi sesempurna mungkin.

Saya mengangkat topik poligami karena poligami tidak hentinya menjadi topik hangat untuk dibicarakan dalam berbagai bentuk, seperti pembicaraan ibu-ibu saat arisan, dibahas dalam pengajian, dalam talkshow, artikel, buku, sinetron, film, dan lain sebagainya. Poligami selalu menjadi bahan perdebatan karena dihalalkan dalam Islam, tetapi begitu menyakitkan bagi perempuan. Karena menggunakan topik yang selalu hangat, saya berharap bahwa novel ini bisa menarik banyak orang untuk membacanya.

Alasan kedua untuk menulis novel ini adalah permintaan pelaku utamanya sendiri. Beliau ingin membagi pengalaman hidupnya agar siapa saja yang membaca novel ini bisa mengetahui bahwa poligami itu bagian dari takdir Tuhan. Beliau ingin memberikan gambaran bahwa takdir itu mau tidak mau harus dijalani. Beliau ingin menggambarkan betapa sulitnya menjalankan poligami tetapi beliau juga ingin menekankan bahwa Allah tidak pernah pergi dari hambanya. Allah selalu membuat skenario terbaik bagi setiap orang sehingga cobaan yang terasa begitu berat ternyata bisa dijalani dengan karunia dan hikmah yang diberikan-Nya.

Pelaku sangat menyadari bahwa jika cerita hidupnya diungkap, mungkin ada beberapa orang yang kecewa, tersinggung, dan sakit hati. Untuk menghindari hal-hal tersebut dan memperkecil kemungkinan konflik dengan orang-orang disekitar pelaku, nama-nama tokoh dalam cerita ini disamarkan. Yang terpenting bukanlah tentang tokoh ini jahat atau tokoh ini baik, tetapi yang terpenting adalah bagaimana pembaca mendapatkan pelajaran dari cerita hidup seorang wanita yang menjalani poligami.


Saya berharap semoga pembaca bisa melihat sisi lain dari poligami yang mungkin bisa merubah cara pandang kita terhadap poligami. Saya sendiri dahulu begitu membenci poligami sehingga terkesan mengharamkan poligami. Namun, saya tekankan sekali lagi. Poligami itu sulit tetapi halal. Jika bisa dihindari, cobalah sekuat tenaga untuk menghindarinya. Jika ditakdirkan untuk berpoligami, lakukanlah yang terbaik untuk menjalani takdir Allah. Kita harus ingat bahwa selalu ada hikmah dari takdir hidup yang digariskan. Sekejam-kejamnya takdir, hikmah selalu menentramkan.
  
Seperti novel sebelumnya, Insyaallah, novel ini akan diposting di blog ini satu bab setiap minggunya, dimulai dari hari ini. 
Selamat Membaca !
_____________________________________________________


Tidak ada komentar:

Posting Komentar