Banyak
orang disekitarku mengatakan bahwa aku adalah wanita yang cantik, pintar, dan
mandiri, sehingga tidak heran jika banyak sekali laki-laki
yang mengejarku. Oleh karena itulah, mereka tidak percaya jika aku mau dimadu
oleh suamiku tanpa harta yang berlimpah. Mereka bilang aku ini bodoh, tidak
pakai otak, lembek, dan masih banyak ejekan lain yang kudengar.
Menurut mereka, aku memiliki banyak
sekali pilihan untuk bisa hidup bahagia dengan suami kaya yang akan menjadikan
aku satu-satunya ratu dalam hidupnya. Namun, setiap manusia memiliki jalan
hidup masing-masing. Aku pun seperti itu. Disaat muda dahulu, tidak pernah
sedikitpun aku berpikir untuk berpoligami. Tetapi takdir berkata lain. Bagi
siapa saja yang masih menyimpan pertanyaan tentang aku, inilah jawaban MENGAPA
AKU MEMILIH POLIGAMI.
Kata Pengantar dari Penulis
Alhamdulillah, novel kedua saya akhirnya dimulai. Penulisan novel
kedua ini memang memakan waktu sehingga postingan blog ini sempat tertunda. Setelah
menyelesaikan novel pertama, ada beberapa kejadian yang membuat saya harus
menunda penulisan novel kedua ini. Selain itu, cerita yang diangkat dalam novel
ini terinspirasi oleh kisah nyata sehingga membutuhkan waktu untuk mengumpulkan
data dan juga waktu untuk mengedit agar cerita yang disajikan menjadi sesempurna
mungkin.
Saya mengangkat topik poligami karena poligami tidak
hentinya menjadi topik hangat untuk dibicarakan dalam berbagai bentuk, seperti pembicaraan
ibu-ibu saat arisan, dibahas dalam pengajian, dalam talkshow, artikel, buku,
sinetron, film, dan lain sebagainya. Poligami selalu menjadi bahan perdebatan
karena dihalalkan dalam Islam, tetapi begitu menyakitkan bagi perempuan. Karena
menggunakan topik yang selalu hangat, saya berharap bahwa novel ini bisa
menarik banyak orang untuk membacanya.
Alasan kedua untuk menulis novel ini adalah permintaan
pelaku utamanya sendiri. Beliau ingin membagi pengalaman hidupnya agar siapa
saja yang membaca novel ini bisa mengetahui bahwa poligami itu bagian dari
takdir Tuhan. Beliau ingin memberikan gambaran bahwa takdir itu mau tidak mau
harus dijalani. Beliau ingin menggambarkan betapa sulitnya menjalankan poligami
tetapi beliau juga ingin menekankan bahwa Allah tidak pernah pergi dari hambanya.
Allah selalu membuat skenario terbaik bagi setiap orang sehingga cobaan yang
terasa begitu berat ternyata bisa dijalani dengan karunia dan hikmah yang
diberikan-Nya.
Pelaku sangat menyadari bahwa jika cerita hidupnya diungkap,
mungkin ada beberapa orang yang kecewa, tersinggung, dan sakit hati. Untuk
menghindari hal-hal tersebut dan memperkecil kemungkinan konflik dengan orang-orang
disekitar pelaku, nama-nama tokoh dalam cerita ini disamarkan. Yang terpenting
bukanlah tentang tokoh ini jahat atau tokoh ini baik, tetapi yang terpenting
adalah bagaimana pembaca mendapatkan pelajaran dari cerita hidup seorang wanita
yang menjalani poligami.
Saya berharap semoga pembaca bisa melihat sisi lain dari
poligami yang mungkin bisa merubah cara pandang kita terhadap poligami. Saya
sendiri dahulu begitu membenci poligami sehingga terkesan mengharamkan
poligami. Namun, saya tekankan sekali lagi. Poligami itu sulit tetapi halal. Jika
bisa dihindari, cobalah sekuat tenaga untuk menghindarinya. Jika ditakdirkan untuk
berpoligami, lakukanlah yang terbaik untuk menjalani takdir Allah. Kita harus
ingat bahwa selalu ada hikmah dari takdir hidup yang digariskan. Sekejam-kejamnya
takdir, hikmah selalu menentramkan.
Seperti novel sebelumnya, Insyaallah, novel ini akan diposting di blog ini satu bab setiap minggunya, dimulai dari hari ini.
Selamat Membaca !
_____________________________________________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar